Skip to Content
Loading
MTsN 3 Lebak
MTsN 3 Lebak
Online
Halo 👋
Ada yang bisa dibantu?

Implementasi Kurikulum Berbasis Cinta: MTsN 3 Lebak Wujudkan Pendidikan Humanis dan Holistik

Lebak (20/9/2025) – Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN) 3 Lebak kembali menorehkan langkah penting dalam upaya penguatan karakter peserta didik. Melalui forum Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP), seluruh guru berkumpul dalam kegiatan bertema “Implementasi Kurikulum Berbasis Cinta (KBC) sebagai Penguatan Karakter dan Pembelajaran Holistik”. Kegiatan ini digelar di Aula MTsN 3 Lebak pada Sabtu, 20 September 2025, dengan melibatkan sebanyak 30 orang guru dari berbagai mata pelajaran.

Acara berlangsung khidmat dengan kehadiran D. Fauzan Firdaus, M.M.Pd., selaku Kepala MTsN 3 Lebak, yang memberikan arahan sekaligus dukungan penuh. Bertindak sebagai Ketua Pelaksana adalah Durotunnasihin, M.M.Pd., sementara kegiatan menghadirkan dua keynote speaker, yaitu Drs. Rahmat dan Dian Kartika, S.Sos, M.Pd. (guru MAN 1 Lebak). Keduanya menyampaikan materi yang memperdalam pemahaman guru tentang filosofi dan implementasi Kurikulum Berbasis Cinta.

MGMP MTsN 3 Lebak

Kurikulum Berbasis Cinta: Paradigma Baru Pendidikan Islam

Kurikulum Berbasis Cinta (KBC) merupakan paradigma baru yang diluncurkan Kementerian Agama Republik Indonesia pada Juli 2025. KBC hadir sebagai jawaban atas tantangan dunia pendidikan yang semakin kompleks. Fenomena kekerasan di kalangan remaja, rendahnya empati sosial, meningkatnya individualisme, serta degradasi moral akibat pengaruh media digital menuntut adanya pendekatan yang lebih menyentuh ranah hati.

KBC menekankan bahwa pendidikan tidak boleh hanya berorientasi pada aspek kognitif, tetapi juga harus mengasah afektif (sikap) dan psikomotor (tindakan nyata). Nilai cinta dijadikan fondasi utama, sehingga tercipta suasana belajar yang humanis, menyenangkan, inklusif, dan bermakna.

Prinsip utama KBC terangkum dalam Panca Cinta, yaitu:

  1. Cinta kepada Allah – diwujudkan dengan ketaatan, keikhlasan, dan semangat ibadah dalam setiap aktivitas belajar.

  2. Cinta kepada diri sendiri – menumbuhkan sikap percaya diri, menjaga kesehatan fisik dan mental, serta mengembangkan potensi terbaik.

  3. Cinta kepada sesama – menanamkan nilai empati, solidaritas, kepedulian sosial, serta saling menghargai perbedaan.

  4. Cinta kepada ilmu – menumbuhkan rasa ingin tahu, semangat belajar sepanjang hayat, dan menjadikan ilmu sebagai cahaya kehidupan.

  5. Cinta kepada lingkungan dan bangsa – menjaga kelestarian alam, menumbuhkan nasionalisme, serta membangun kesadaran sebagai warga negara yang bertanggung jawab.

Dengan lima dimensi cinta inilah, KBC diharapkan mampu melahirkan generasi cerdas, berakhlak mulia, kreatif, produktif, serta peduli terhadap sesama dan lingkungan.


Sambutan dan Pesan Kepala Madrasah

Dalam sambutannya, Kepala MTsN 3 Lebak, D. Fauzan Firdaus, M.M.Pd., menegaskan bahwa implementasi KBC bukan hanya sebatas program, tetapi merupakan kebutuhan nyata. “Guru tidak hanya berperan sebagai pengajar, tetapi juga harus menjadi teladan cinta kasih dan ketulusan. Hanya dengan itu, madrasah bisa benar-benar menjadi rumah yang nyaman untuk belajar dan membentuk akhlak mulia,” ungkap beliau.

Beliau juga menambahkan bahwa KBC selaras dengan semangat Merdeka Belajar. Dengan pendekatan ini, pembelajaran lebih menekankan pada keterlibatan aktif siswa, pengalaman langsung, dan pengembangan karakter secara utuh.



Kontribusi Para Narasumber

Kegiatan ini menghadirkan dua pemateri utama:

  • Drs. Rahmat sebagai keynote speaker menyampaikan bahwa nilai cinta merupakan fondasi pendidikan Islam sejak awal peradaban. Menurut beliau, guru madrasah harus mampu menghadirkan pembelajaran yang membangkitkan rasa syukur, empati, dan kepedulian. “Tanpa cinta, ilmu akan kering dan tak bermakna. Tetapi jika dibalut dengan cinta, ilmu akan menjadi cahaya yang menuntun generasi,” ujarnya.

  • Dian Kartika, S.Sos, M.Pd. menekankan pentingnya menghadirkan KBC di ruang kelas secara nyata. Beliau menjelaskan strategi praktis untuk memasukkan nilai Panca Cinta dalam pembelajaran berbasis proyek (Project Based Learning/PBL). “Jika kelas diwarnai dengan cinta, siswa akan belajar dengan hati yang tenang. Mereka tidak hanya pintar secara akademik, tetapi juga matang secara emosional dan spiritual,” tegasnya.

Rangkaian Kegiatan MGMP

Kegiatan MGMP berjalan dengan alur yang sistematis dari pagi hingga sore hari.

  1. Pembukaan dimulai pukul 08.00 dengan registrasi dan doa bersama.

  2. Keynote Session: Narasumber membawakan materi “Visi dan Filosofi KBC” yang memaparkan urgensi dan dasar filosofis kurikulum ini.

  3. Paparan Panduan KBC: Peserta mendalami prinsip, landasan, dan Panca Cinta.

  4. Workshop Integrasi KBC: Guru dilatih untuk memasukkan nilai KBC ke dalam perangkat ajar seperti TP, ATP, dan Modul Ajar.

  5. Diskusi Kelompok: Peserta dibagi dalam kelompok untuk mendesain pembelajaran berbasis proyek (PBL) yang menanamkan Panca Cinta.

  6. Presentasi dan Refleksi: Hasil kerja kelompok dipresentasikan, lalu ditanggapi secara kritis untuk menemukan strategi yang paling aplikatif.

  7. Penyusunan Tindak Lanjut: Guru menyusun rencana nyata untuk mengintegrasikan KBC ke dalam proses belajar mengajar di kelas.

Sesi-sesi ini berlangsung interaktif, dengan setiap guru diberi ruang untuk menyampaikan gagasan, pengalaman, dan tantangan yang dihadapi di kelas.


Refleksi dari Peserta

Beberapa guru yang mengikuti kegiatan ini menyampaikan kesan positifnya.

  • Nia Kurniasih, S.H.I., salah satu peserta, mengaku sangat terinspirasi. “Saya merasa KBC bisa menjadi solusi nyata untuk menghadapi tantangan moral generasi muda. Tidak cukup hanya mengajarkan teori, tetapi kita harus hadir dengan hati.”

  • Vipiet Pitria Senja, S.Pd., menambahkan bahwa kegiatan ini membuka wawasan baru. “Ternyata banyak cara kreatif untuk memasukkan nilai cinta dalam pembelajaran, misalnya lewat proyek sederhana yang melibatkan siswa untuk peduli pada lingkungan sekolah.”

Refleksi-refleksi ini menunjukkan bahwa guru merasa KBC bukan sekadar jargon, tetapi benar-benar dapat diaplikasikan dalam kegiatan belajar sehari-hari.

Foto Bersama

Harapan dan Tindak Lanjut

Ketua Pelaksana, Durotunnasihin, M.M.Pd., menegaskan bahwa kegiatan ini bukan akhir, melainkan awal dari gerakan bersama. “Setelah workshop ini, kita harus menindaklanjuti dengan penerapan nyata. Mulai dari menyusun modul ajar berbasis KBC, mengadakan proyek kolaboratif siswa, hingga membangun budaya madrasah yang penuh kasih sayang,” ujarnya.

Dari hasil diskusi, disepakati bahwa tindak lanjut akan meliputi:

  • Integrasi KBC dalam RPP dan Modul Ajar.

  • Pelaksanaan PBL berbasis Panca Cinta di kelas.

  • Program berbagi praktik baik antar guru.

  • Monitoring dan evaluasi berkelanjutan oleh tim MGMP.


Penutup

Kegiatan MGMP Implementasi Kurikulum Berbasis Cinta (KBC) di MTsN 3 Lebak ini menjadi tonggak awal menuju transformasi pendidikan yang lebih humanis dan bermakna. Dengan dukungan penuh dari Kepala Madrasah, kontribusi dari para narasumber (Drs. Rahmat dan Dian Kartika, S.Sos, M.Pd.), serta keterlibatan aktif guru, KBC diyakini mampu memperkuat identitas madrasah sebagai lembaga pendidikan Islam yang unggul dalam karakter dan prestasi.

Semoga langkah ini melahirkan generasi madrasah yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga berakhlak mulia, cinta ilmu, kreatif, produktif, inovatif, serta peduli terhadap sesama dan lingkungan.

Berbagi

Postingan Terkait

Konfirmasi Penutupan

Apakah anda yakin ingin menutup pemutaran video ini?